Seni Arsitektur Gerbang (Gapura) di berbagai kawasan Dunia

tegaraya.com - Gapura atau disebut juga Pintu Gerbang adalah sebuah struktur bangunan yang menjadi pintu masuk atau Pintu Gerbang menuju sebuah kompleks kawasan atau bangunan tertentu yang di kelilingi oleh Pembatas Pagar. Gapura disebut juga Gopuram didalam pemahaman Asia Selatan merupakan sebuah Seni Arsitektur Menara Pintu yang tinggi dan monumental dan memiliki hiasan berupa relief, ukiran patung atau lukisan yang unik dan khas.

Seni Arsitektur Gapura tidak hanya digunakan sebagai pintu masuk atau entrance ke dalam sebuah kawasan saja, tetapi juga sebagai penanda identitas suatu teritorial yang terlindungi. Seni Arsitektur Gapura menjadi sebuah ciri khas artistik yang menjadi simbol ikonik dan megah, yang membedakan dengan bangunan utama dan lingkungan di sekitarnya.



Sejarah dan Makna Gapura

Gapura berasal dari Bahasa Arab yang disebut Ghafara. Seni Arsitektur Gapura telah lama ditemukan dan dibuat sejak peradaban Kerajaan Babilonia di kawasan Mesopotamia Kuno pada kisaran tahun 2000 SM. Bangsa Babilonia telah banyak mendirikan bangunan-bangunan masyur pada masa kejayaan mereka menguasai kawasan Mesopotamia. Salah satunya adalah Gapura atau Pintu Gerbang. Mereka mendirikan Gapura atau Pintu Gerbang Ishtar yang mencerminkan pemujaan mereka terhadap Dewi Kesuburan, yaitu Dewi Ishtar. Gapura memiliki makna religius dan simbol kemasyuran kerajaan pada masa lampau.
Gapura atau Pintu Gerbang di berbagai kawasan tertentu di Dunia diidentifikasikan memiliki nilai-nilai historis yang berbeda-beda. Sebagai visual keindahan, Gapura atau Pintu Gerbang disesuaikan dengan kearifan lokal supaya menciptakan kesan positif dari wilayah tersebut. Gapura atau Pintu Gerbang tersebut terkadang juga merupakan monumen yang berafiliasi untuk didedikasikan pada sebuah slogan, semangat atau peristiwa historis dari wilayah tersebut.
Gapura yang disebut juga sebagai Pintu Gerbang karena memiliki fungsi sebagai pintu masuk atau entrance. Tetapi tidak semua Pintu Masuk atau entrance dapat disebut Gapura karena Gapura tidak hanya dilihat dari fungsinya, tetapi juga nilai artistik dan estetikanya. Dengan begitu Gapura memiliki Makna yang lebih artistik terhadap Seni Arsitektur. Berikut ini adalah ciri-ciri dari Seni Arsitektur Gapura.
  1. Secara struktur terdiri dari 2 buah tiang tumpuan (kolom) besar dan sebuah balok melintang di atasnya.
  2. Bahan dapat menggunakan material beton, susunan batu atau konstruksi kayu.
  3. Terdapat berbagai ornamen dan bentuk-bentuk artistik yang melekat dan menjadi bagian dari Gapura tersebut. Ornamen tersebut adalah nilai estetika yang membedakan dengan Gapura lainnya yang menjadi sebuah ciri khas ikonik.
  4. Terdapat sebuah nilai-nilai budaya dan spiritual yang disajikan ke dalam ornamen-ornamen dari Gapura atau Pintu Gerbang tersebut.
  5. Gapura tidak hanya ditemukan pada pintu masuk bangunan tertentu, tetapi juga pada pintu masuk batas wilayah area atau kawasan tertentu (batas desa, batas kota, batas provinsi, dll.) dan menyajikan sebuah tulisan “selamat datang” atau sebuah tulisan slogan dengan ciri khas tertentu.


Ragam Jenis dan Bentuk Gapura di Dunia

Diberbagai kawasan di Dunia ini banyak memiliki banyak jenis dan bentuk Seni Arsitektur Gapura. Gapura-gapura tersebut memiliki keragaman bentuk yang dipengaruhi oleh kultur budaya dan ornamen yang melekat dari gapura tersebut. Berikut ini adalah deskripsi dari beberapa jenis dan bentuk Gapura yang ada di Dunia.

1. Gerbang Torii

Gapura atau Pintu Gerbang Torii adalah Jenis Gerbang atau Gapura yang berasal dari Negeri Jepang di Asia Timur. Torii adalah sebuah Pintu Gerbang dengan konstruksi Kayu, susunan Batu atau bahan Logam dengan ornamen & ciri khas Asia Timur. Torii adalah sebuah konstrusi Gapura atau Pintu Gerbang yang menjadi batas suci sebagai pintu masuk gerbang Kuil Agama Shinto. Seni Arsitektur Gapura Torii juga ditemukan pada Mausoleum Kekaisaran di Jepang serta Kuil Agama Budha di Jepang. Beberapa bangunan Gapura lainnya yang serupa dengan konstruksi Torii di kawasan lain antara lain Gapura Bangsa Tai (Muang Thai), Gapura Torana di India serta Gapura Paifang di Cina.
Gerbang Torii
Struktur Bangunan Gapura Torii terdiri dari 2 batang vertikal yang menyangga sepasang balok palang yang sejajar secara horizontal di atas bangunan. Bentuk dasar dari Gapura Torii terdiri dari 2 jenis, yaitu Shinmei dan Myojin. Bentuk Shinmei memiliki ciri khas yang lebih sederhana, strukturnya statis dan minim ornamen. Sementara bentuk Myojin memiliki ciri khas yang lebih artistik, struktur yang dinamis, elemen penyusun bangunan menampilkan lengkungan-lengkungan yang menarik, dan memiliki ornamen-ornamen yang lebih banyak dibandinkan Shinmei. Di Negara Jepang banyak ditemukan Seni Arsitektur Gapura Torii dengan berbagai corak yang menyesuaikan dengan nilai historis dan kultur dari masing-masing wilayahnya. Beberapa bangunan Gerbang Torii yang terkenal di Dunia antara lain; Torii Yoshino, Torii Kuil Itsukushima, Torii Kuil Shitenno di Osaka, Torii Kuil Fushimi Inari, Torii Kuil Heian di Kyoto, dan lain-lain.



2. Gerbang Ishtar

Gapura atau Pintu Gerbang Ishtar adalah Pintu dari Gerbang Kerajaan Babilonia Kuno di kawasan Mesopotamia Kuno. Gapura atau Pintu Gerbang Ishtar dibangun pada tahun 575 SM oleh Raja Nebukadnezar II berkuasa atas Kerjaan Babilonia Kuno. Gapura atau Pintu Gerbang Ishtar merupakan salah satu peninggalan Gapura tertua di Dunia, sangat kokoh dan besar, serta menjadi Pintu Masuk ke dalam kawasan Istana yang dikelilingi Gerbang berbahan susunan batu bata yang tebal. Nama Ishtar diambil dari nama seorang Dewi Kesuburan, Cinta, Perang dan Hubungan Seksual dalam Hirearki Pantheon (Dewa-Dewi) dalam kepercayaan Bangsa Babilonia yang menguasai kawasan Mesopotamia Kuno. Gerbang Ishtar ini pernah dimasukkan ke dalam daftar Tujuh Keajaiban Dunia Kuno, sebelumnya akhirnya digantikan oleh bangunan Mercusuar Iskandariah pada abad ke-6 Masehi.
Gerbang Ishtar
Struktur bangunan Gapura atau Pintu Gerbang Ishtar berbentuk kolom persegi dan pintu masuknya memiliki bentuk menyerupai kubah melengkung, disertai dengan ornamen khas kepercayaan religius Bangsa Sumeria Kuno zaman itu. Pada bagian depan terdapat ornamen relief berdesain rendah dan berpola berulang dari makhluk-makhluk mitologi yang menjadi para pelayan Dewa-Dewi Babilonia kuno, seperti Marduk dan Mushusu. Pada bagian interior Pintu Gerbang dipenuhi ornamen relief bercorak makhluk mitologi lainnya yaitu Adad (Ishtur). Gapura Ishtar sebagai latar background Seni Relief menggunakan Glazir berwarna biru cerah, sementara pada ornamen utama bercorak makhluk-makhluk mitologi tersebut menggunakan Glazir berwarna emas.



3. Gapura Hindu Bali

Gapura merupakan sebuah unsur penting dalam Arsitektur Hindu Darma di Pulau Bali. Penerapan pembangunan Gapura atau Pintu Gerbang bercorak Hindu Bali banyak ditemukan pada bangunan-bangunan Pura atau Rumah Peribadatan umat Hindu. Menurut kepercayaan Masyarakat Bali, Gapura adalah sebuah miniatur dari cerminan alam semesta yang diisi oleh segala aktifitas segala makhluk hidup di atas Bumi, dan dibuat dalam bentuk sebuah prasasti. Gapura atau Pintu Gerbang Hindu Bali memiliki corak nilai-nilai Agama Hindu dengan sentuhan budaya lokal masyarakat Bali, sehingg berbeda dengan Gapura bercorak Hindu lainnya di kawasan Dunia lainnya.
Gapura Hindu Bali
Seni Arsitektur Gapura awalnya hanya ditemukan pada Lingkungan Kerajaan, Candi-candi, Puri Istana dan Pura tempat beribadah umat Hindu. Namun secara perlahan, Gapura mulai digunakan juga pada bangunan milik masyarakat umum, seperi Aula Masyarakat, Kantor Pemerintahan dan Bangunan Rumah. Ada beberapa jenis Gapura yang ditemukan didalam Masyarakat Hindu di Pulau Bali. Gapura Kerajaan memiliki corak dan ornamen yang lebih kaya, unik dan rumit. Didalam corak-corak tersebut memuat relief dan patung dari beberapa wujud makhluk spiritual di dalam ajaran Agama Hindu. Gapura Pura memiliki bentuk seperti pintu masuk dan susunan batu seperti stupa candi, dilengkapi dengan corak dan ornamen yang juga rumit, kaya dan sangat presisi. Jenis Gapura lainnya adalah Gapura yang dibuat pada permukiman perumahan rakyat yang disebut Angkul-Angkul, dengan ciri khas pilar yang besar menyerupai bentuk candi, memiliki atap bergaya tradisional Bali, dan dipenuhi ukiran artistik yang sederana dan tidak serumit Gapura Kerajaan.
Angkul-angkul


4. Gapura Tamil (Hindu Kuno)

Gapura atau Pintu Gerbang pada Mitologi Agama Hindu Kuno di Kawasan India Selatan disebut dengan nama Gopuram atau Tamil. Bangunan Tamil ini memiliki jenis Seni Arsitektur yang disebut Dravida. Tamil atau Gopuram ini merupakan sebuah bangunan yang melengkapi keberadaan Kuil Kuno Agama Hindu di India. Tamil atau Gopuram ini menjadi sebuah pintu masuk atau entrance untuk memasuki kompleks Kuil Hindu Kuno yang dikelilingi oleh Tembok Gerbang. Seni Arsitektur Dravida yang menjadi acuan pembuatan Bangunan Tamil ini telah ada sejak Dinasti Pallawa yang dipimpin oleh Raja Pandya. Dinasti Pallawa telah membuat Kuil Hindu dan Gapura Tamil sebagai pusat kehidupan perkotaan di sekitar Pusat Kerajaan pasa masa itu. Seni Arsitektur Dravida yang diaplikasikan pada Bangunan Gapura telah menyebar ke berbagai kawasan Dunia sejalan dengan penyebaran Agama Hindu dari India Kuno saat itu.
Tamil
Bangunan Gapura Tamil ini memiliki bentuk yang besar dan monumental. Gerbang Tamil ini menjadi fitur yang lebih dominan dibandingkan Kuil Kuno yang berada di dalamnya, dan menjadi tampilan yang sangat mencolok ketika kita melihat kompleks bangunan Kuil dari luar. Struktur bangunan terdiri dari pilar besar berbentuk kubus dan memiliki atap berbentuk limas yang menjulang sangat tinggi, atau persegi panjang meruncing. Gapura Tamil berundak-undak dan memiliki tingkatan dengan nilai esensi yang berbeda-beda. Gapura Tamil kaya akan ornamen yang sangat rumit, relief yang unik dan patung-patung yang menjadi cerminan Mitologi dalam Agama Hindu Kuno. Beberapa Bangunan Gapura Tamil yang tersebar di India dan juga telah menyebar kawasan lainnya di Dunia antara lain; Kuil Sri Kailasanathar, Kuil Nataraja Chidambram, Kuil Annamalaiyar, Kuil Pariyur, Kuil Srivilliputhur, dan kuil-kuil lainnya di India. Sementara Gapura Tamil lainnya di luar India antara lain adalah; Kuil Athi Koneswaram di Sri Lanka, Kuil Hindu Toronto di Kanada, Kuil Sri Mariamman di Singapura, Gapura Bajang Ratu di Indonesia, dan lain-lain.
Chidambaram Nataraja


5. Gapura Pelengkung Kemenangan

Gapura Pelengkung Kemenangan atau Arc of Victory adalah sebuah struktur Gapura yang terkenal dan monumental yang diperkenalkan pertama kali oleh Bangsa Romawi Kuno. Gapura Pelengkung Romawi Kuno ini merupakan sebuah bangunan tunggal berbentuk Gapura atau Pintu Gerbang yang memperingati sebuah peristiwa kemenangan atau kejayaan. Saat Kekaisaran Romawi Kuno menguasai sebagian besar wilayah Eropa dan Mediterania Kuno, pengaruh Seni Arsitektur Gapura atau Pintu Gerbang ini menjadi tersebar dan mempengaruhi wilayah penaklukkannya. Banyak ditemukan Gapura dengan Seni Arsitektur serupa, namun dengan corak peristiwa yang berbeda. Gapura Pelengkung pertama yang berasal dari Kekaisaran Romawi Kuno adalah bangunan Arc of Titus yang didirikan pada tahun 82 Masehi. Gapura tersebut dibuat untuk memperingati kemenangan-kemenangan yang diperoleh oleh Titus yang merupakan anggota keluarga Kekaisaran Romawi Kuno.
Triumphal Gate
Gerbang Pelengkung Kemenangan ini memiliki struktur bangunan yang sederhana namun kokoh. Strukturnya berupa dua pilar besar berbentuk persegi yang dihubungkan dengan sebuah konstruksi Balok berbentuk Pelengkung dan Atap Datar. Kemudian pada bagian dindingnya terdapat ornamen ukiran relief tertentu atau patung yang menceritakan sebuah peringatan atau peristiwa bersejarah. Beberapa bangunan Gapura atau Pintu Gerbang Pelengkung yang terinspirasi dari peninggalan Romawi Kuno dan telah tersebar di berbagai kawasan Eropa antara lain; Arc of Constantine di Roma, Arc of The Cinquantenaire di Belgia, Arc de Triomphe di Paris, Siegestor di Munchen, Arcul de Triumf di Romania, Red Gate di Moskow, Arc de Triomf di Barcelona, Wellington Arc di London, dan lain-lain.
Arc of The Cinquantenaire


6. Pintu Gerbang Mughal

Pintu Gerbang Mughal atau Gapura Mughal adalah sebuah Seni Arsitektur Gapura bercorak Islam yang berkembang di India dan Pakistan yang disebarkan oleh Bangsa Persia Kuno saat menguasai Kawasan Asia Selatan. Persia Kuno saat itu memiliki Kebudayaan yang berkontak langsung dengan Arsitektur Islam, kemudian ditransformasikan dengan bentuk baru yang disebut Arsitektur Mughal. Gapura Mughal biasanya ditemukan sebagai pintu masuk atau entrance saat memasuki kawasan Kompleks Kerajaan atau Masjid. Gapura berarsitektur Mughal inilah yang kelak diterapkan pada berbagai bangunan Masjid di berbagai tempat di Dunia.
Buland Darwaza
Bangunan Gapura Mughal merupakan salah satu bentuk Pintu Gerbang yang sangat Megah dan Monumental. Gapura Mughal terbuat dari bahan kokoh seperti susunan batu atau beton. Gapura Mughal memiliki ciri khas bangunan yang kokoh, memiliki pilar besar, memiliki pelengkung khas Timur Tengah, memiliki atap Kubah dan memiliki corak khas India. Gapura Mughal merupakan gabungan dari Gaya Seni Arsitektur Dravida dan Seni Arsitektur Islam. Salah satu Gapura dengan Seni Arsitektur Mughal dikenal megah dan menjadi yang terbesar di Dunia, yaitu Buland Darwaza di Kota Agra. Beberapa bangunan Pintu Gerbang bercorak Seni Arsitektur Mughal lainnya adalah; Gerbang Merah Delhi di kota Delhi, Pintu Gerbang Alamgiri di Lahore, Pintu Gerbang Lalbagh di Dhaka, dan lain-lain.
Gerbang Lalbagh


7. Gapura Paifang

Gapura Paifang atau dikenal juga sebagai Pailou merupakan Seni Arsitektur Gapura yang Terkenal dari Negeri Tiongkok (China). Seni Arsitektur Gapura Paifang diilhami dari Seni Arsitektur Torana dari Kawasan India Kuno di bagian utaraa saat terjadi penyebaran ajaran Agama Budha ke kawasan Tiongkok Kuno. Kemudian Seni Gapura Paifang diadopsi sebagai Dekorasi Gerbang Istana dari berbagai Dinasti yang menguasai daratan Tiongkok saat itu. Seni Arsitektur Gapura Paifang ini bahkan telah menyebar di sekitar Kawasan Asia Timur hingga ke Asia Tenggara melalui invansi dan perdagangan dari Bangsa Cina.
Paifang
Struktur Bangunan Gapura Paifang umumnya terdiri atas Pilar berbahan Kayu, susunan batu atau Beton yang ditempatkan atau berdiri diatas pondasi batu, kemudian menopang struktur pelengkung bercorak khas ornamen Tiongkok. Kemudian di atas Pelengkung tersebut ditutup dengan struktur atap pelana berbahan kayu dan dilapis genteng berbahan tembikar tanah liat. Pada dekorasi Gapura Paifang banyak ditemukan ukiran-ukiran relief yang indah, tulisan Kaligrafi China, ornamen-ornamen yang menarik dan patung-patung dari makhluk mitologi China Kuno. Gapura Paifang biasanya diwarnai dengan warna merah dan ukiran-ukiran berwarna kuning. Seni Arsitektur Gapura Paifang memiliki beragam bentuk dan corak yang berbeda-beda, karena ditenggarai dari pengaruh Arsitektur dari berbagai Dinasti yang menguasai Tiongkok saat itu.
Gapura Tiongkok


Jenis-jenis Bentuk Gapura atau Pintu Gerbang masih banyak ditemukan di berbagai kawasan lainnya di Dunia diluar dari tulisan deskripsi di atas. Perkembangan Teknologi dan Ide Desain pada Seni Arsitektur akan meluaskan lingkup dari jenis-jenis Gapur atau Pintu Gerbang tersebut.

Demikian Artikel tentang Definisi dan Deskripsi Seni Arsitektur Gapura atau Pintu Gerbang di berbagai Kawasan Dunia. Artikel terkait lainnya dapat ditelusur pada label arsitektur pada laman tegaraya.com

artikel ditulis oleh: Tomy Tegar

Belum ada Komentar untuk "Seni Arsitektur Gerbang (Gapura) di berbagai kawasan Dunia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel