Seni Arsitektur Kolonial di berbagai kawasan Dunia

tegaraya.com - Seni Arsitektur Kolonial adalah sebuah periode perkembangan Seni Arsitektur setelah Periode Abad Pertengahan dan Runtuhnya Kekaisaran Romawi dan Byzantium Timur di Kawasan Eropa. Gejolak tersebut akhirnya membuat beberapa kerajaan kecil dibawah Kekaisaran Romawi bangkit dan menjadi Kerajaan Kolonial di Eropa pada abad ke-15 hingga ke-20. Arsitektur Kolonial berkembang di Eropa sejak akhir abad pertengahan.

Periode Kolonial ini juga disebut dengan nama Masa Penjelajahan Eropa atau Abad Penjelajahan Eropa. Bangsa-bangsa Kolonial ini menunjukkan kekuatan dengan menjelajah lautan keluar dari daratan Eropa untuk mencari Tanah Jajahan baru dan sumber komoditi dagang. Melalui kegiatan Penjelajahan ini pula Seni Arsitektur Baru dibawa dan disebarkan ke Tanah Jajahan di berbagai Kawasan di Dunia. Tren dan gaya baru Arsitektur dari Eropa ini diekspor dan diadopsi di berbagai kawasan dunia, dengan beberapa variasi yang menyesuaikan dengan kondisi kultur dan geografis wilayah jajahannya.
Arsitektur Kolonial mencakup periode Arsitektur Zaman Baru (New Ages) pada kisaran tahun 1500 – 1800 Masehi dan Arsitektur Modern Awal pada rentang waktu tahun 1800 – 1900 Masehi. Bentuk-bentuk Arsitektur ini memiliki beberapa Jenis dan Gaya Arsitektur yang menjadi ciri khas baru yang biasanya lekat dari Kultur Budaya dari Kerajaan Kolonial yang dibawa oleh Para Penjelajah tersebut. Para penjelajah menciptakan Desain Hibrida dan membangun kawasan permukiman yang mensintetis arsitektur Negara Asal mereka dengan karakteristik Desain Tanah Baru mereka.

Berikut ini adalah deskripsi dan pembagian rentang waktu perkembangan Seni Arsitektur Kolonial Bangsa Eropa di berbagai kawasan Dunia.



1. Masa Rennaissance

Seni Arsitektur Masa Rennaissance berkembang pada rentang waktu tahun 1500-1600 Masehi. Masa Rennaissance ini diartikan sebagai Periode Pencerahan, dengan konsep yang meninggalkan Era Arsitektur bernuasa Agama pada masa Abad Pertengahan di Eropa dan mulai menerapkan Seni Arsitektur yang megah ke beberapa bangunan umum. Gaya Arsiektur Rennaissance ini diperkenalkan dan dikembangkan oleh Pelopor Arsitektur asal Florence, Italia bernama Filipo Brunelleschi. Gaya arsitektur ini cepat menyebar dan berkembang ke berbagai kawasan Eropa lainnya seperti Prancis, Jerman, Rusia hingga Inggris.
Chateau de Chambord
Karakterisitk yang ditampilkan pada Seni Arsitektur Rennaissance adalah mengembalikan karakter Arsitektur pada era Yunani Kuno dan Romawi Kuno. Nilai-nilai Filsuf dari Yunani Kuno dan Romawi Kuno ditampilkan dalam berbagai sudut dekorasi bangunan. 
Ciri khas lainnya yang divisualkan dalam bangunan bergaya arsitektur Rennaissance antara lain adalah:
  1. Denah Lansekap bangunan menitikberatkan pada kesimetrisan dan keseimbangan.
  2. Adanya Kubah dibagian penutup atap namun berbentuk sedikit cembung menjadi tipikal baru pada Era Arsitektur Rennaissance.
  3. Kolom Besar yang berbaris rapi menyerupai Bangunan-bangunan era Yunani Kuno dan Romawi Kuno.
  4. Beberapa bangunan menampilkan lengkungan setengah lingkaran yang dominan dan sudah pernah diterapkan pada masa Romawi Kuno.
  5. Bagian interior bangunan menampilkan kombinasi unsur-unsur klasik yang terlihat pada dekorasi Mozaik, Patung dan Lukisan Dinding. Beberapa seniman yang meninggalkan Karya Seni terbaik dalam Masa Arsitektur Rennaissance antara lain Leonardo Da Vinci dan Michaelangelo.
  6. Dekorasi Tangga dieksplorasi dengan berbagai ukiran yang berestetika tinggi.
Beberapa contoh bangunan peninggalan Masa pengembangan Seni Arsitektur Rennaissance antara lain: Chateau de Chambord di Prancis, The Quenn’s House di Inggris, Balaikota Antwerp di Belgia, Museum El Escorial di Spanyol, dan lain-lain.



2. Periode Arsitektur Baroque

Seni Arsitektur bergaya Baroque atau Barok berkembang pada kisaran tahun 1600-1800 Masehi. Baroque berasal dari Bahasa Portugis yaitu “Barocco” yang berarti Permata berbentuk tak beraturan. Arsitektur Baroque melanjutkan perkembangan dari Seni Arsitektur Rennaissance seabad yang lalu. Perkembangan Arsitektur Baroque sejalan dengan munculnya Gerakan Protestanisme pada ajaran Umat Kristen, sehingga Gereja Katolik menginginkan pesan yang lebih religius dan emosional pada bangunan-bangunan Gereja. Namun dalam penerapannya Arsitektur bergaya Baroque tidak hanya pada bangunan Gereja, namun juga pada Istana dan Bangunan umum lainnya.
Trevi Fountain
Ciri khas Arsitektur Baroque mengekplorasi bentuk, penekanan pilar yang tegas, pencahayaan dan bayangan dan intensitas yang dramatis. Arsitektur yang ditunjukkan terkesan berlebihan, dramatis dan lepas dari aturan, namun mengungkapkan kebebasan berekspresi dari para Seniman dan Arsitek dalam merancang dekorasi bangunan yang megah. Beberapa ciri khas dan karakterisitik lainnya yang ditampilkan pada bangunan bergaya Arsitektur Baroque antara lain adalah:
  1. Lansekap denah berbentuk oval namun geometris, dengan ukuran ruang tengah yang luas.
  2. Pilar berbentuk silinder dan berpilin atau memutar, dilengkapi dengan ukiran dan ornamen dengan warna yang cerah.
  3. Dinding memiliki pola berbentuk cembung dan cekung, sehingga menimbulkan kesan ilusi pergerakan. Beberapa ditambahkan dekorasi kapel pada dinding-dinding tersebut.
  4. Pencahayaan Interior yang dramatis dengan menyorotkan cahaya dari luar ke bagian dekorasi interior karya-karya ukir pada Altar dan Dinding agar terkesan Teatrikal dan Syahdu.
  5. Langit-langit kubah banyak menampilkan lukisan besar atau Fresco dengan efek ilusi 3 dimensi yang menyatu dengan lukisan tersebut.
  6. Jendela berbentuk persegi panjang dengan ornamen berbentuk setengan lingkaran.
Beberapa contoh bangunan pada Periode Perkembangan Arsitektur Baroque antara lain Cheateau de Maisons di Prancis, San Carlo Alle Quattro Fontane di Italia, Trevi Fountain di Italia, St. Peter Square di Vatikan, Gereja Frauenkriche di Jerman, St. Paul Chatedral di Inggris, Royal Palace of La Granja de San Ildefonso di Spanyol, dan lain-lain.



3. Periode Arsitektur Rococo

Seni Arsitektur bergaya Rakoko atau Rococo berkembang pada kisaran tahun 1800-an Masehi. Arsitektur Rakoko dipopulerkan oleh Para Seniman dari Prancis. Nama Rakoko berasal dari bahasa Prancis yang merupakan kombinas 2 kata yaitu Rocaile yang artinya batu, dan Coquilles yang artinya kerang, sehingga menciptakan arti dekorasi batu kerang. Gaya Rococo difokuskan pada seni dekoratif yang bersifat modis. Gaya ini bahkan menyebar ke Kerajaan Kolonial lainnya seperti Inggris.
Solitude Palace
Gaya Arsitektur Rakoko diidentikasi sebagai Seni Arsitektur Barok Akhir atau Late Baroque. Para seniman dan Arsitek pada era Arsitektur mulai meninggalkan ciri khas Arsitektur Baroque dan membuat inovasi bangunan yang tidak simetris, penuh dekorasi ukiran, penuh elemen-elemen baru bercorak bunga dan tumbuhan, serta bersifat elegan namun sederhana. Corak-corak bergaya Rococo tidak hanya ditemukan pada elemen bangunan, tetapi juga ditemukan pada objek perabotan seperti meja, kursi, ranjang, cermin hias hingga lukisan. Arsitektur bergaya Rakoko dianggap lebih rumit dari Arsitektur bergaya Baroque.

Ciri khas yang ditampilkan pada bangunan bergaya arsitektur Rococo atau Rakoko antara lain adalah:
  1. Denah lansekap bisa berbentuk asimateris.
  2. Struktur bangunan lebih diringankan dan diberi ruang yang luas untuk menonjolkan dekorasi interior yang sangat rumit. Terdapat beberapa lengkung dan kurva.
  3. Patung dekoratif dan lukisan menyatu dengan struktur bangunan. Ukiran-ukiran sangat mewah dan elegan.
  4. Cat Interior bangunan menggunakan warna-warna pastel dan cahaya difus.
  5. Masuknya beberapa elemen dari Asia seperti corak Arab dan Cina.
Beberapa contoh bangunan bergaya Arsitektur Rococo atau Rakoko antara lain Istana Solitude di Jerman, Cathedral Cadiz di Spanyol, Istana Catherine di Rusia, Istana Queluz di Portugal, Istana China Oranienbaum di Rusia, dan lain-lain.



4. Eklektisisme

Seni Arsitektur berkarakter Eklektisisme merupakan gaya arsitektur peralihan menuju modern yang berkembang pada tahun 1800-1900 Masehi. Eklektisisme ini merupakan sebuah inovasi Seni Arsitektur yang mengulang, memilah-milah dan menggabungkan beberapa gaya dari Periode Abad Pertengahan atau Middle Ages dengan beberapa gaya dari Periode Arsitektur Zaman Baru atau New Ages untuk menciptakan sesuatu yang baru, unik dan asli.
The Carson Mansion
Seni Arsitektur Eklektisisme mencakup beberapa Ciri karakter Arsitektur berupa:
  1. Klasikisme, bersifat simetris, proporsional dan menampilkan beberapa elemen kuno dari Romawi atau Yunani.
  2. Revivalisme, bersifat klasik yang baru atau Neo-Klasik. Mengambil beberapa model arsitektur dari era Abad Pertengahan yang diperbaharui menjadi lebih modern.
  3. Orientalisme, yaitu Imitasi dari Budaya Timur seperti unsur-unsur Timur Tengah, India dan Tiongkok.
Dari beberapa karakter tersebut melahirkan beberapa bentuk Arsitektur baru seperti Seni Arsitektur Beaux-Arts dari Prancis, Arsitektur Victorian dari Inggris, Arsitektur Grunderzeit dari Jerman, yang semakin kreatif dan inovatif dalam bentuk dekorasi arsitektur. Dari perkembangan Seni Arsitektur ini akhirnya dibangun sebuah Sekolah Tinggi Arsitektur Pertama bernama Ecole des Beaux-Arts yang terletak di Prancis. Arsitektur berkarakter Eklektisisme inilah yang akhirnya menyebar melalui kegiatan penjelajahan laut oleh para Kerajaan Kolonial dari Benua Eropa. Gaya-gaya Arsitektur berkarakter Eklektisisme ini tersebar hingga menuju Benua Asia, Afrika hingga Amerika.

Beberapa contoh bentuk bangunan yang menerapkan Seni Arsitektur Eklektisisme antara lain; Residence of Bukonian di Ukraina, The Carson Mansion di Amerika Serikat, The White House di Amerika Serikat, Palacio de Industrias di Brazil, Stasiun Kereta Api Kuala Lumpur di Malaysia, Gereja Katedral Jakarta di Indonesia, dan lain-lain.



5. Arsitektur Art Nouveou

Seni Arsitektur bergaya Art Nouveou adalah sebuah periode perkembangan arsitektur menjelang masa Arsitektur Modern pada kisaran tahun 1900-an Masehi. Istilah nama Art Nouveou berasal dari Bahasa Prancis yang memiliki arti “Seni Baru”. Art Nouveou berkembang melalui sebuah Gerakan Revolusi para Seniman yang akhirnya mempengaruhi perubahan gaya seni di berbagai aspek dekorasi dan seni rupa terapan seperti, Seni Kriya, Seni Grafis dan Seni Lukis, hingga merambah ke Seni Arsitektur.
Sagrada Familia Barcelona
Arsitektur Art Nouveou dianggap sebagai salah satu inovasi Pra-Modern dalam bidang Seni Arsitektur. Karakter visualnya terpengaruh oleh gabungan Seni Arsitektur Rococo, Arsitektur Gothic dan Dekorasi Tradisional Jepang, namun Seni Arsitektur Art Nouveou lebih modern dan dinamis. Tampilan dekorasi interior bersifat organik dan objeknya lebih kaya, berupa ukiran dan lukisan bercorak flora dan fauna. Gerakan Art Nouveou memberi kebebasan untuk para Seniman dan Arsitek untuk memperkaya karya seni mereka.

Ciri khas dan karakteristik yang ditampilkan dari Arsitektur bergaya Art Nouveou antara lain adalah:
  1. Tampilan eksterior bangunan kebanyakan mengambil Arsitektur berkarakter Ekletisisme yaitu Arsitektur Victorian atau Arsitektur bergaya Gothic.
  2. Dekorasi Hiperbola pada jendela atau ventilasi pintu. lengkungan-lengkungan ini sudah ditemukan pada Periode Arsitektur sebelumnya, namun dengan dekorasi yang baru.
  3. Dekorasi interior berupa ukiran memiliki corak yang sangat beragam dan penuh warna. Dekorasi interior ini juga dipengaruhi oleh banyaknya karya seni kriya yang menambah keindahan interior bangunan.
  4. Ornamen asimetrik yang identik dengan karakteristik tumbuhan yang meliuk-liuk.
  5. Ditemukan beberapa patung-patung yang melekat pada struktur dekorasi eksterior maupun interior.
  6. Art Nouveou diidentifikasi sebagai Seni Arsitektur yang eksentrik dan mahal, dengan tingkat pengerjaan kesulitan yang tinggi dan material yang mahal.
Arsitektur bergaya Art Nouveou banyak ditemukan di Kerajaan Prancis dikarenakan pengaruh gaya Art Nouveou berasal dari Prancis dan dikembangkan oleh para Seniman dan Arsitek Prancis. Beberapa contoh bentuk bangunan yang menerapkan Seni Arsitektur bergaya Art Nouveou antara lain adalah Home of Jules Lavirotte di Prancis, Galeries Lafayette di Prancis, Sagrada Familia de Barcelona di Spanyol, Austrian Postal Saving Banks di Austria, Gedung Secresion di Austria, Gedung Marquette di Amerika Serikat, dan lain-lain.


Demikian deskripsi singkat tentang Perkembangan Seni Arsitektur Kolonial di berbagai kawasan di Dunia. Artikel terkait lainnya silahkan menelusuri label arsitektur pada laman tegaraya.com

artikel ditulis oleh: Tomy Tegar

1 Komentar untuk "Seni Arsitektur Kolonial di berbagai kawasan Dunia"

  1. Artikelnya sangat detail menjelaskan bagaimana arsitektur khas Eropa yang kemudian menginspirasi negara-negara bawahannya.

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel