Tokoh Pelukis beraliran Surealisme yang terkenal di Dunia dan Indonesia
Kamis, 20 Agustus 2020
1 Komentar
Lukisan Aliran Surealisme merupakan salah satu jenis lukisan yang unik dan populer ketika menampilkan imajinasi dari khayalan menjadi bentuk visual di atas media lukis. Visual lukisan yang menunjukkan kontradiksi antara realisme bentuk figur dengan imajinasi yang aneh dan melawan hukum alam, kesunyian dan pola pikir yang dituangkan melalui lukisan-lukisan tersebut menjadi ciri khas yang menarik. Surealisme adalah bentuk imajinasi khayalan yang figuratif yang dikreasikan menjadi sebuah karya seni 2 dimensi. Pesan Surealisme tidak hanya menampilkan kesan nyentrik dan aneh pada figur lukisan, tetapi juga pesan dan makna yang tersimpan didalamnya, yang bisa mengartikan perasaan Sang Pelukis saat itu.
Gerakan Surealisme dalam
Seni Lukis berakar dari Gerakan Dadaisme yang merambah ke berbagai bentuk seni
termasuk seni lukis. Pada awalnya Lukisan Dadaisme yang absurb hanya ditujukan
sebagai sindiran sosial dan politik. Namun setelah era Perang Dunia ke-1
berakhir, imajinasi dan khayalan dalam lukisan menjadi sebuah fenomena baru
oleh beberapa Seniman Lukis untuk menciptakan kreasi modern. Saat itu Lukisan
didominasi oleh kemegahan Gaya Lukis beraliran Realisme dan Romantisme yang
menunjukkan akurasi lukisan dengan tonjolan cerita yang dilebih-lebihkan
didalam karya lukis. Kemudian Surealisme menjadi sebuah gaya baru yang menggali
gagasan tentang mimpi, ilusi dan fantasi yang mengakomodir khayalan dari
masyarakat biasa dan menyindir kalangan Bangsawan dengan kemewahan
Lukisan-lukisan yang mereka simpan.
Beberapa Pelukis Dunia
hingga merambah Negara Indonesia yang menganut dan mempraktekan gaya Lukis
beraliran Surealisme antara lain ada didalam daftar berikut ini.
1. Salvador Dali
Salvador Dali adalah Pelukis
Nyentrik asal Spanyol yang Paling Terkenal dengan aliran Surealisme. Ia
dilahirkan pada tahun 1904 di Figueras, wilayah Catalonia di Spanyol. Salvador Dali merupakan salah seorang tokoh
Surealisme yang sangat berpengaruh terutama lewat karya-karya lukisnya. Dia adalah simbol kemapanan Surealis. Salvador
Dali mengenal aliran Surealisme semenjak mengunjungi Paris pada tahun 1928 dan bergabung dengan komunitas Surealis.
Semenjak ia bergabung dengan komunitas Surealis, Dali banyak bereksperimen
dengan berbagai jenis karya seni seperti Teater Film dan Lukisan hingga keluar
dari komunitas tersebut pada tahun 1934.
![]() |
Salvador Dali (1904-1989) |
Ciri khas karya-karya
Salvador Dali adalah Teknik lukisan Realisme yang menghadirkan kesan handmade
photography dengan Simbolisme tertentu yang dikembangkan menjadi ciri khas Surealisme
Dali. Beberapa pendapat menyebut karya Surealisme Dali dengan sebutan Paranoiac
Critical atau “kekritisan orang gila”, karena tampilan lukisan yang
menunjukkan citra visual yang penuh khayalan dan halusinasi. Dali menunjukkan
eksisntensi melalui Karya Lukis yang mempengaruhi aliran Surealisme menjadi
sangat dikenali hingga kini. Beberapa karya lukis yang dihasilkan oleh Salvador
Dali antara lain The Accomodation of Desire (1929), A Chemist Lifting
with Extreme Precaution the Cuticle of Grand Piano (1930), Apparition of
a Face and Fruit Dish on a Beach (1938), The Burning Giraffe (1937),
dan Lukisan yang paling ikonik dan terkenal Salvador Dali The Persitence of
Memory (1931).
![]() |
The Burning Giraffe (Salvador Dali, 1937) |
2. Max Ernst
Max Ernst adalah Pelukis
asal Jerman yang dilahirkan pada tahun 1891 di Bruhl, Cologne. Ia memiliki
latar belakang pendidikan filsafat yang memutuskan menjadi Pelukis beraliran
Surealisme. Awalnya Max Ernst adalah seniman yang mengagumi ideologi Dadaisme
dan terlibat dalam komunitas Seniman pelopor Dadaisme. Max Ernst memulai karir
lukisnya sejak masih tergabung dalam Komunitas Seniman Dadaisme di Swiss.
Kemudian pada tanggal 1922 sejak keluar dari Komunitas tersebut Max Ernst
pindah ke Paris dan bergabung dengan beberapa rekannya untuk mendirikan gerakan
Surealisme yang disalurkan dalam media lukis.
![]() |
Max Ernst (1891 - 1976) |
Ciri khas karya lukis Max
Ernst menampilkan Humor dalam Imajinasi yang Irrasional. Teknik lukis yang
diperagakannya seperti Kolase yang terpengaruh dengan gaya Dadaisme saat itu.
Max Ernst merupakan pelukis yang menampilkan “mimpi” dan “alam tidak sadar”
yang paling intensif diantara Seniman Surealisme. Hal itu didasari oleh
pengalamannya yang sering melihat penampakan (vision) saat terserang demam
cacar saat ia masih kecil. Semenjak itu Max Ernst semakin banyak menciptakan
karya lukis beraliran Surealisme dengan berbagai teknik seperti Kolase,
Frottage, dan Decalcomania. Beberapa karya lukis yang dibuat oleh Max Ernst
antara lain Elephant of The Celebes (1921), Der Hausengel (1937),
Une Semaine de bonte (1934), Europe after the Rain (1941), Ubu
Imperator (1923), The Wavering Woman (1923), dan karya-karya
lainnya.
![]() |
The Wavering Woman (Max Ernst, 1923) |
3. Juan Miro
Juan Miro adalah Pelukis
Surealisme yang terkenal dari Spanyol. Ia lahir di Barcelona pada 20 April
1893. Juan Miro menjadi seorang peminat Seni Lukis sejak masuk ke Sekolah Seni
Rupa di Barcelona. Juan Miro memulai pameran karya lukis pertamanya pada tahun
1918 di Barcelona. Setahun kemudian ia menetap di Prancis dan mengenal beberapa
Seniman lukis beraliran Surealisme, hingga akhirnya mampu membuat pameran Karya
Lukis Surealisme-nya pada tahun 1925. Juan Miro dianggap sebagai pelukis paling
Surealis diantara penganut Surealisme lainnya oleh Bretton pada tahun 1928.
![]() |
Joan Miro (1893 - 1983) |
Gaya dan ciri khas karya
lukis Juan Miro adalah otomatic psikis yang mendekati aliran Abstrak,
namun memiliki figur-figur yang berelemen fantasi. Gaya lukis yang spontan
tersebut menjadi karakter Juan Miro menghasilkan beberapa karya lukis beraliran
Surealisme yang berbeda dengan seniman Surealisme lainnya. Beberapa karya lukis
Juan Miro yang terkenal antara lain Tilled Field (1921-22), Catalan Landscape (1924), Harlequin’s Carnival
(1925), Dog Barking The Moon (1926), dan karya-karya lainnya.
![]() |
The Tilled Field (Joan Miro, 1923) |
4. Rene Magritte
Rene Francois Ghislain
Magritte merupakan pelukis Surealime asal Belgia. Ia dilahirkan di Lessines,
Belgi pada 21 November 1898. Rene
Magritte mendapat pendidikan seni di Brusel dan mulai tertarik dengan gagasan
Surealisme pada tahun 1920. Sebelumnya Rene Magritte adalah penganut aliran
lukis Kubisme dan Futurisme. Kemudian pada tahun 1926 bergabung dengan
komunitas Seniman Surealis dan intensif belajar aliran Surealisme di Prancis.
![]() |
Rene Magritte (1898-1967) |
Gaya lukis dan ciri khas
dari karya Rene Magritte adalah Ilusionistik yang disebut quasi-fotografis. Rene
Maggritte menampilkan objek yang nyata dengan prinsip paduan keganjilan atau incongruos combination sehingga menggoda pikiran dari orang yang
memandang karyanya. Baginya Lukisan harus tetap Realistis dan presisi, namun
dapat menghadirkan khayalan dan ilusi yang argumentatif. Beberapa karya lukis
Rene Magritte yang sangat terkenal antara lain The Menaced Assasin (1927), The
Philosopher’s Lamp (1936), Golconda (1953), Decalcomania (1966), The Son of Man
(1964), dan karya-karya lukis lainnya.
![]() |
The Philosopher’s Lamp (Rene Magritte, 1936) |
5. Yves Tanguy
Pelukis Raymond Georges Yves
Tanguy adalah Pelukis Surealis asal
Prancis yang lahir pada 5 Januari 1900. Yves Tanguy mengaku menjadi pelukis
begitu melihat dan terpengaruh salah satu lukisan de Chirico di Paris pada
kisaran tahun 1920-an. Dia menganggap unsur kejutan adalah kesenangan dalam
melukis. Terkesan seperti Abstraktif, namun dia menjadi pelukis Surealis dengan
ciri khas yang sangat berbeda, unik, menyeramkan, membingungkan namun penuh
kemewahan.
![]() |
Yves Tanguy (1900-1955) |
Ciri khas lukisannya dengan
menampilkan visual figur yang tidak biasa dan tidak memiliki kesamaan dengan
apapun di dunia ini pada media lukisnya. Subject-matter pada lukisannya
tidak nyata dan pengolahan kesan perspektif yang ganjil beserta efek cahaya dan
bayangannya. Tanguy bereskperimen dengan prinsip “exquisite corpses” dan
menggambarkan temuannya akan dunia tersendiri yang amat berbeda dengan dunia
nyata dan akal sehat. Beberapa karya lukis dari Yves Tangui antara lain Mama,
Papa is Wounded! (1927), The Furniture of The Time (1939), Extinction
of Useless Lights (1927), Reply to Red (1943), Indefined
Divisibility (1942), dan karya-karya lainnya.
![]() |
Indefined Divisibility (Yves Tanguy, 1942) |
6. Soedibio
Soedibio merupakan salah
seorang maestro dan legenda dalam menghasilkan karya lukis di Negara Indonesia.
Beliau lahir di Madiun pada 17 Juni 1912. Soedibo yang merupakan seorang dengan
pribadi sederhana dan penyendiri memiliki kehidupan jauh dari kemapaman. Soedibio
belajar melukis secara otodidak, namun aktif bergabung dengan organisasi
kesenian di Jawa Timur hingga ke Jakarta. Pada awalnya beliau melukis dengan
aliran Realisme dan Naturalisme, dengan kemahiran melukis potret manusia tanpa
model dan menceritakan pengalamannya selama menjadi tahanan Kolonial Belanda.
Kemudian Soedibio mengasingkan diri selama 15 tahun dan kembali melukis dengan
aliran Surealisme.
![]() |
Soedibio (1912-1980) |
Gaya lukisannya yang lembut
namun menampilkan imajinasi ringan menjadi sebuah daya tarik saat itu. Tema-tema
yang diangkat terkadang berupa peristiwa kelam dan kekerasan yang diambil dari
peristiwa perang zaman revolusi. Karena
ciri khas dan orginialitas karya Soedibio mempionirkan gaya lukis Surelisme di
Indonesia, beliau dijuluki sebagai Bapak Surealis Indonesia melalui
karya-karyanya yang melegenda dan ditinggalkan untuk Indonesia. Melalui
karya-karya beliau menjadi awal perkembangan gaya Lukisan Surealisme di
Indonesia. Beberapa lukisan yang terkenal dengan karya Soedibio yang beraliran
Surealisme antara lain Wanita Jawa (1941), To You of People Jogja
(1949), Punakawan dan Pandawalima (1973), Dewi Sri (1971), dan
karya-karya lainnya yang banyak disimpan oleh para kolektor.
![]() |
To You People of Jogja (Soedibio, 1949) |
7. Roby Dwi Antono
Roby Dwi Antono adalah
Pelukis Muda yang lahir pada 31 Oktober 1990 di Semarang dan saat ini menetap
di Yogyakarta. Kesukaan Roby pada dunia lukis digeluti sejak kecil secara
otodidak untuk menghilangkan kebosanan saat bermain. Namun karir melukisnya
mulai digeluti secara serius sejak mengambil pendidikan Desain Grafik di sekolah
SMK di Jawa Tengah. Kemudian setelah
lulus Roby mulai memberanikan diri melukis di atas media kanvas secara serius.
![]() |
Roby Dwi Antono |
Roby Dwi Antono adalah
seorang pelukis muda beraliran Pop-Surealis yang sudah memiliki banyak karya
hingga saat ini. Ciri khas lukisannya adalah melukis secara detail seperti
aliran Realisme, namun dengan gaya Surealis dengan menampilkan objek figur imajinasi
seperti makhluk-makhluk mitologi dan ikon budaya Pop modern. Kesan yang didapat
dari lukisan-lukisan Roby antara lain dramatik, melankolis, dan menimbulkan
ironi dari unsur-unsur yang bertentangan didalamnya. Lukisan yang dilukiskan
oleh Roby benar-benar futuristik dan sangat modern, sehingga karya pernah
dijadikan sebuah Sampul Album Grup Musik Dream-Pop asal Denmark. Roby
menjadi sebuah ikon peluki Surealis muda di Indonesia yang berkarir penuh di
Dunia Seniman saat ini. Beberapa karya lukisnya antara lain Ballad of A Hero
(2016), Engkau Adalah Api (2012), Pesta Tiga (2013), Menawar Mimpi (2015), dan
lukisan-lukisan lainnya.
![]() |
Menawar Mimpi (Roby Dwi Antono, 2015) |
Banyak Seniman Lukis yang
mencoba memperagakan gaya aliran Surealisme karena khayalan aneh dan ironi yang
ditampilkan. Kedepannya pelukis-pelukis di Indonesia hingga Dunia semakin
berimajinasi melalui media lukis. Demikian deskripsi tentang daftar pelukis beraliran
Surealisme yang terkenal di Dunia dan Indonesia. Artikel terkait lainnya
dapat menelusuri label seni lukis pada laman tegaraya.com
Saya dulu pernah beberapa kali main ke rumah Koeboe Sarawan di Batu, Malang. Kalau nggak salah beliau alirannya surealisme. Seneng banget mas bisa lihat langsung studio lukisnya. Rumahnya juga cakep penuh nuansa seni. Saya sempat ditraktir bakso juga.
BalasHapus